BIAYA DAN PROMOSI

  • Posted: 20.17
  • |
  • Author: ray81

2.1.1.1. Pengertian biaya
Biaya merupakan sumber daya perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengertian biaya menurut Hansen dan Mowen, edisi bahasa Indonesia (2001 : 143) adalah :
“Biaya adalah nilai kas atau ekuivalen yang dikorbankan untuk barang dan jasa yang diharapkan akan membawa keuntungan pada saat sekarang dan akan datang bagi organisasi”
Besarnya biaya diukur dalam satuan moneter, di Indonesia adalah rupiah yang jumlahnya dipengaruhi oleh transaksi dalam rangka pemeliharaan barang dan jasa tersebut.
Mulyadi (1993 : 28) mendefinisikan biaya sebagai berikut :
“Di dalam arti luas, biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang, yang akan terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu”
Dari definisi di atas terdapat 4 unsur pokok, yaitu :
1. Biaya merupakan pengorbanan ekonomi
2. Diukur dalam satuan uang
3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi
4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu
Konsep biaya terus berkembang, sesuai dengan kebutuhan para pemakai yang berlatar belakang dari berbagai disiplin ilmu. Oleh sebab itu banyak teori mengenai biaya yang dikembangkan para ahli sesuai dengan kondisi yang ada.
Eldon S Hendriksen yang diterjemahkan oleh Marianus Sinaga (1994 : 369) mendefinisikan biaya sebagai berikut :
“Cost (didefinisikan sebagai faktor-faktor produk dan jasa yang dikorbankan) harus dikaitkan dengan pendapatan yang direalisasi didalam periode tertentu berdasarkan suatu korelasi positif yang dapat dilihat dari biaya tersebut dengan pendapatan yang diakui”
Dari uraian di atas dapat dibedakan antara pengertian biaya dengan pengertian beban. Beban dapat diartikan sebagai biaya yang habis dipakai untuk menghasilkan pendapatan, seperti yang dinyatakan Niswonger dan Fress, alih bahasa Hyginus Ruswinarto dan Herman Wibowo (1992 : 57) :
“Biaya yang telah dipakai dalam proses untuk menghasilkan pendapatan adalah biaya yang telah dipakai (expired cost ) atau beban“.
Dari definisi-definisi di atas yang dikemukakan para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa :
§ Biaya merupakan pengorbanan atau penggunaan pengukuran sumber ekonomi.
§ Biaya diukur dalam satuan moneter.
§ Biaya yang telah terjadi atau secara potensial akan terjadi untuk tujuan tertentu.
§ Pengorbanan tersebut untuk mencapai tujuan tertentu dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan.
2.1.1.2. Penggolongan Biaya
Manajemen tidak selalu mempunyai waktu mendefinisikan informasi yang bersifat terperinci. Umumnya semakin tinggi level manajemen, maka informasi yang diperlukan lebih bersifat umum dan sesuai dengan bidang atau departemen yang dipimpinnya, demikian juga dengan informasi biaya yang dikeluarkannya. Agar informasi biaya benar-benar dapat digunakan oleh manajemen untuk mencapai tujuannya, maka pencatatan dan penggolongan biaya harus memperhatikan untuk tujuan apa manajemen memerlukan informasi tersebut. Hal ini sesuai dengan konsep yang dikenal dalam akuntansi biaya, yaitu “Different Cost For Different Purposses” . dari pendapat tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada suatu konsep biaya yang dapat memenuhi berbagai macam tujuan. Untuk dapat memberikan informasi yang efektif tersebut, Mulyadi mengemukakan penggolongan biaya sebagai berikut :
1. Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran
Penggolongan ini merupakan penggolongan biaya yang paling sederhana, yaitu berupa penjelasan singkat objek suatu pengeluaran. Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut biaya bahan bakar. Penggolongan ini bermanfaat untuk perencanaan perusahaan secara menyeluruh dan pada umumnya untuk kepentingan penyajian pada pihak luar.
2. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan
Dalam perusahaan manufactur ada tiga fungsi pokok yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi uimum. Oleh karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok :
a. Biaya Produksi
Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap di jual. Contohnya adalah biaya depresiasi mesin dan equipmen, biaya bahan baku, biaya penolong, biaya gaji karyawan yang bekerja pada bagian lain yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan proses produksi. Menurut objek pengeluarannya biaya produksi ini dibagi menjadi : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung disebut juga dengan biaya utama (prime cost) sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya overhead pabrik disebut dengan istilah biaya konversi, yang merupakan biaya untuk mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi.
b. Biaya Pemasaran
Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya adalah : biaya promosi, biaya angkutan dari gudang perusahaan ke gudang pembeli, gaji karyawan bagian-bagian yang melaksanakan kegiatan pemasaran.
c. Biaya Administrasi dan Umum
Merupakan biaya-biaya untuk mengkordinasikan kegiatan produksi dan pemasaran produk, contohnya : biaya gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi, personalia dan bagian hubungan masyarakat, biaya pemeriksaan akuntan, dan biaya fotocopy.
3. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai
Biaya dapat dihubungkan dengan sesuatu yang dibiayai atau objek pembiayaan. Jika perusahaan mengolah bahan baku menjadi produk jadi, maka sesuatu yang dibiayai adalah berupa produk, sedangkan jika perusahaan menghasilkan jasa, maka sesuatu yang dibiayai adalah berupa penyerahan jasa tersebut. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu :
- Biaya langsung (direct cost), yaitu biaya yang terjadi yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang harus dibiayai. Biaya langsung dalam hubungannya dengan biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
- Biaya tidak langsung (indirect cost), yaitu biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungan dengan produksi disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik
4. Penggolongan biaya menurut perilaku dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.
Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi :
- Biaya Variabel, yaitu biaya yang jumlah totalnya berhubungan sebanding dengan perubahan volume kegiatan, seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
- Biaya semi variabel, yaitu biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan, biaya ini mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel. Contoh : biaya pengawas dengan insentif sesuai dengan kapasitas produksinya.
- Biaya tetap, yaitu biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu. Contoh biaya sewa gudang pabrik, biaya gaji direktur produksi.
- Biaya semifixed, yaitu biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.
Untuk keperluan perencanaan dan pengendalian, baik biaya tetap maupun biaya variabel harus dipecah lagi sebagai berikut :
· Biaya tetap
Ø Commited fixed cost : biaya yang berperilaku tetap karena kebijakan manajemen, biaya ini dalam jangka pendek dapat dikendalikan oleh manajemen. Sebagai contoh adalah biaya iklan yang telah ditetapkan perbulan.
Ø Discretionary fixed cost : biaya yang timbul dari pemilikan pabrik, equipment dan organisasi pokok. Contohnya adalah biaya depresiasi sewa, asuransi, gaji karyawan inti.
· Biaya Variabel
Ø Engineered variabel cost : biaya yang mempunyai hubungan fisik tertentu antara keluaran dan masukannya yang erat dan nyata. Jika masukan (biaya) berubah maka keluaran akan berubah sebanding dengan perubahan masukan tersebut. Sebaliknya bila keluaran berubah maka biaya akan berubah sebanding dengan keluaran tersebut.
Ø Discretionary variabel cost : biaya yang masukan dan keluarannya mempunyai hubungan erat namun jika masukan berubah belum tentu keluaran berubah dengan adanya perubahan masukan tersebut. Contohnya adalah biaya iklan yang ditetapkan manajemen puncak sebesar 2 % dari hasil penjualan akan berubah sebanding dengan perubahan volume penjualan, akan tetapi jika biaya iklan dinaikkan belum tentu menaikkan volume penjualan.
5. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya
Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya, dibagi menjadi dua yaitu :
a. Pengeluaran modal (capital expenditure)
Yaitu biaya-biaya yang dinikmati lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran modal tidak seharusnya dibebankan di dalam periode akuntansi dimana pengeluaran tersebut terjadi tetapi dibagikan kepada periode uang menikmati manfaat pengeluaran tersebut.
b. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure)
Yaitu biaya yang hanya bermanfaat di dalam periode akuntansi dimana biaya tersebut terjadi. Pada saat terjadinya pengeluaran tersebut dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan dengan penghasilan yang diperoleh di dalam periode akuntansi dimana biaya tersebut terjadi.
Menurut Drs. Dwi Prastowo Darminto, MM dan Aji Suryo, SE, MM dalam bukunya Analisis Laporan Keuangan Hotel menjelaskan bahwa biaya dapat diklasifikasikan sebagai berikut : harga pokok penjualan, biaya langsung, biaya tak langsung dan biaya atau beban tetap. Masing-masing biaya tersebut akan diuraikan lebih lanjut berikut ini :
· Harga Pokok Penjualan
Harga pokok penjualan adalah harga pokok dari barang yang dijual. Untuk departemen kamar, tidak ada harga pokok penjualan karena yang dijual adalah ruangan dan bukan barang yang berwujud yang dikonsumsi oleh pelanggan atau yang digunakan oleh pelanggan
· Biaya Langsung
Biaya langsung adalah biaya-biaya yang terkendalikan dan menjadi tanggung jawab manajer suatu departemen. Seorang manajer departemen kamar bertanggung jawab terhadap terjadinya semua biaya langsung di departemen kamar.
Biaya-biaya langsung ini akan mengalami kenaikkan atau penurunan dengan tingkat tertentu apabila penjualan meningkat atau menurun. Jenis-jenis biaya langsung untuk departemen kamar hotel adalah sebagai berikut :
a) Biaya gaji dan upah
b) Biaya kesejahteraan karyawan
c) Biaya komisi agen/biro perjalanan
d) Biaya cleaning service
e) Biaya laundry
f) Biaya lena dan pakaian dinas karyawan
g) Biaya perlengkapan operasi
· Biaya Tak Langsung
Biaya tak langsung adalah biaya-biaya yang normalnya tidak terkendalikan dan tidak menjadi tanggung jawab manajer suatu departemen. Jenis-jenis biaya tak langsung antara lain adalah sebagai berikut :
a) Biaya administrasi dan umum
b) Biaya pemasaran dan promosi
c) Biaya reparasi dan pemeliharaan
d) Biaya listrik, air dan telepon
e) Biaya transportasi
· Biaya atau Beban Tetap
Biaya atau beban tetap antara lain meliputi biaya-biaya sewa, pajak bumi dan bangunan, asuransi, bunga bank dan depresiasi serta amortisasi.

2.1.1 Promosi
2.1.2.1. Pengertian Promosi

Promosi merupakan salah satu unsur yang penting dari pemasaran, selain struktur harga dan distribusi. Dengan promosi perusahaan dapat memberikan informasi, menghimbau serta mempengaruhi masyarakat agar tertarik untuk membeli produk atau jasa yang dipasarkan. Promosi juga merupakan unsur pokok dalam persaingan non-harga dan pemasaran modern.
Definisi promosi menurut William J Stanton dalam bukunya “Fundamental of Marketing” (1990 : 467) adalah :
“Promotion is an excecise in information, persuation and cmmunication, these three are related becouse to inform is to persuade and conversely a person who is persuaded is also being informed. An persuation and information become effective through some form of communication”

Definisi ini menyatakan bahwa promosi adalah usaha penyampaian dalam bidang informasi, himbauan, bujukan, dan mengkomunikasikan atas produk yang dipasarkan perusahaan. Memberikan informasi adalah usaha untuk mempengaruhi, dan jika seseorang terpengaruh itu berarti bahwa orang tersebut telah menerima informasi yang diinginkan oleh penjual. Himbauan serta informasi menjadi lebih efektif dalam bentuk komunikasi.
Sedangkan pengertian promosi menurut Djaslim Saladin (1996 : 68) adalah :
“Promosi adalah suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan mengingat produk tersebut”
Dari dua definisi tersebut dapat diketahui bahwa promosi pada dasarnya adalah menginformasikan atau memberitahukan kepada orang atau konsumen tentang produk atau jasa yang ditawarkan dengan tujuan agar orang atau konsumen tersebut mau mencoba bahkan sampai membeli produk atau jasa yang ditawarkan.
Menurut Drs. H. Oka A. Yoeti, MBA, pada umumnya yang dimaksud dengan promosi yaitu :
“Semua kegiatan dunia usaha yang ditujukan untuk meningkatkan penjualan. Termasuk diantaranya adalah advertising, personal selling, display, demonstration, publicity, labeling,premi, hadiah dan lain-lain”
Kata “promotion” sendiri memberikan interprestasi dan bahasa yang bermacam-macam. Pada dasarnya maksud kata promotion adalah untuk memberi tahu, membujuk, atau mengingatkan lebih khusus lagi.
Sejalan dengan uraian tersebut di atas, alat promosi yang sering digunakan adalah :
q Advertising / Iklan
Advertising merupakan suatu cara yang tepat untuk memberitakan hasil produk kepada konsumen yang sama sekali belum mereka kenal. Keuntungan penggunaan advertising ini terutama karena dapat menjangkau banyak orang melalui mass media seperti : surat kabar, majalah ,tv, radio dan bioskop.
Tugas utamanya adalah untuk melancarkan pekerjaan channel yang ditunjuk ( travel agent/tour operator ) dan dapat memudahkan kegiatan personal selling pada masing-masing perantara
q Sales Support / Sales Promotion / promosi penjualan
Sales support dapat diartikan sebagai bantuan pada penjual dengan memberikan semua bentuk promotion-material yang direncanakan untuk diberikan pada umum atau travel trade yang khusus ditunnjuk sebagai perantara. Promotion material dibuat secara lengkap dan mendetil semua informasi tentang transport, akomodasi, bar dan restaurant, hiburan, atraksi dan souvenir shop. Jadi sales support tidak lain ialah kegiatan yang mengadakan kontak-kontak pribadi secara langsung atau tidak langsung dengan costumer atau trade intermediateris dengan tujuan :
1. Memberi tahu mereka produk atau service yang tersedia atau yang disediakan, kualitas produk, harga produk/service, time schudeles dari macam-macam transport yang menghubungkan tourist destination.
2. Membantu mereka dalam penjualan produk yang tersedia agar sampai ke pemakaian akhir ( ultimate costumers ).
3. Memberikan motifasi pada mereka untuk melakukan kegiatan penjualan dari produk/service yang dipromosikan.

0 people have left comments

Commentors on this Post-