PONDOK PESANTREN CIPASUNG DAN PENDIRINYA

  • Posted: 19.30
  • |
  • Author: ray81

Pendiri Ponpes Cipasung
Seperti yang telah diuraikan diatas, pendiri pondok pesantren cipasung ialah KH.Ruhiat, semenjak beliau meninggal, pesantren dan seluruh kegiatannya dipimpin oleh anaknya yaitu KH. Moh. Ilyas Ruhiat.

Pondok pesantren cipasung, singaparna, tasikmalaya, didirikan pada tahun 1930 oleh almarhum KH. Ruhiat yang letaknya di desa cipakat, singaparna, tasikmalaya. Dari singaparna, cipasung berjarak 2 kilometer menuju arah tasikmalaya, 16 kilometer kea rah barat ibu kota tasikmalaya. Almarhum KH. Ruhiat dilahirkan pada tanggal 11 november 1911 M di cisaro, cipakat, dari ibu Hj. Umayah (wafat tahun 1932) dan ayah H. abdul ghofur (wafat tahun 1937).
Riwayat pendidikan almarhum KH. Ruhiat dimulai dengan memasuki bangku sekolah Vervolagh suka senang pada tahun 1918, hingga kelas IV pada tahun1921. selanjutnya beliau mengkaji pada berbagai pondok pesantren diantaranya pesantren cilenga, sukaraja-garut, cigalontang, cintawana, dan akhirnya pada tahun 1929 beliau kembali menjadi santri di pesantren cilenga. Pada tahun 1930 beliau mulai mengamalkan ilmunya dengan mendirikan pondok pesantren cipasung yang pada mulanya pesantren diisi dengan majelis taklim yaitu pengajian para ibu-ibu yang diselenggarakan pada sore harinya. Disamping itu diadakan juga pengajian untuk para alim ulama pada setiap hari kamis dan juga pengajian bulanan yang diselenggarakan pada hari rabu, minggu pertama.
Pada zaman jepang, pendidikan untuk santri putrid pun semakin meningkat mutunya, kalu pada saat sebelumnya hanya setingkat Tsanawiah, maka pada saat ini telah meningkat hingga aliyah (menengah atas). Pada tahun1943 juga berhasil diberikan kursus mubalighoh berpidato serta berdiskusi diadakan setiap malam jum’at.
Pada masa kemerdekaan, cobaan yang menghimpit pada ponpes cipasung tiada henti-hentinya dating silih berganti pada masa aksipollisioil tahun 1949, ketika beliau melaksanakan sholat ashar bersama dua orang santrinya dating tentara belanda yang berusaha membunuhnya dengan rentetan peluru yang diarahkan pada beliau, dengan ijin Alloh tidak satupun yang menciderainya, sedangkan dua orang tewas seketika mendapat cidera di kepalanya, sedangkan dua orang santri yang saat itu berada didepan pesantren juga gugur sebagai suhada.
Kembali KH. Ruhiat masuk penjara selama 9 bulan, dan ketika penyerahan kedaulatan, beliau dilepaskan kembali. Pelaksanaan pengajian selama beliau di penjara diserahkan kepada KH. Saefulmilah dan putranya yang melanjutkan perjuangan yaitu KH. Moh Ilyas Ruhiat.
Pada tahun 1950 ponpes cipasung mendirikan sekolah pendidikan islam, disamping pelajaran agama, disekolah ini diberikan pula pengetahuan umum yang di beri nama SMIP yaitu sekolah menengah islam pertama. Namun pada tahun 1953 didirikan sekolah menengah islam yang dalam perkembangannya menjadi madrasah ibtidaiyah (MI). sebagai kelanjutan, maka pada tahun1959 didirikan sekolah mengengah atas islam (SMAI). Namun keinginan untuk mendirikan lembaga yang bermutu tidaklah berhenti sampai disitu, lima hari sebelum peristiwa lubang buaya, pada tanggal 25 september 1959 terbentuklah fakultas tarbiyah, perguruan tinggi islam cipasung. Pada tahun1969 didirikan pula sekolah persiapan IAIN yang kemudian pada tahun 1978 diubah menjadi madrasah aliyah negeri cipasung. Pada tahun 1970 didirikan fakultas Ushuludin filial, ini hanya berjalan dua tahun saja.
Di tengah kesibukannya mengasuh pesantren, KH. Ruhiat masih menyempatkan dirinya beramal di masyarakat, jabatan yang pernah beliau pangku diantaranya adalah: ketua Syuri’ah NU wilayah jawa barat dan dewan penguru besar NU.
Dengan tersedianya jalur-jalur pendidikan di ponpes cipasung menyebabkan para santri yang ingin menimba ilmu pengetahuan hampir dari segenap penjuru tanah air, khususnya jawa barat dan DKI Jakarta terwakili di lingkungan ini.
Di dunia ini memang tiada yang abadi, begitu pun keinginan dan keuletan KH. Ruhiat, maka pada tanggal 17 Dzulhijah 1397 H. Bertepatan tanggal 28 november 1977 M. Hari selasa pukul 13.00 beliau telah dipanggil menghadap Allah swt. Dengan meninggalkan dua orang istri dan sembilan belas putranya. Dan sebagai penerus estafet perjuangannya, maka putranya KH. Moh. Ilyas Ruhiat dikukuhkan sebagai pimpinan ponpes cipasung.
Selain mengadakan pendidikan keagamaan, ponpes cipasung pun tidak ketinggalan menyelenggarakan kegiatan masyarakat untuk melengkapi kegiatan kepedulian terhadap keprihatinan social, maka pada tahun 1982 di bentuk biro pengabdian masyarakat (BP2M) biro ini merupakan forum komunikasi, konsultasi, dan kerjasamadalam merealisir model pengembangan desa terpadu yang pengembangannya menitikberatkan pada sumber daya manusia melalui program aksinya BP2M berusaha keras merangsang tumbuhnya kesadaran berkelompok, sasarannya agar kesadaran masyarakat, beragama, dan bernegara diatas kemampuan swadaya dan hidup mandiri.
Pada tahun itu juga didirikan fakultas syari’ah sebagai pelengkap fakultas tarbiyah dan diresmikan koperasi ponpes cipasung sebagai wadah kegiatan ekonomi bagi warga ponpes cipasung dan sekitarnya.
Pada tahun 1987 didirikan satu fakultas lagi sebagai pelengkap fakultas tarbiyah dan syari’ah yaitu fakultas Ushuludin yang pada tahun 1990 berstatus terdaftar. Dan fakultas syari’ah pada tahun 1990 yang berstatus terdaftar berubah menjadi diakui. Sedangkan untuk melangkah ke sekolah tingkat pertama pada tahun 1992 didirikan madrasah Tsanawiyah tepatnya tanggal 1 januari 1992.
Setelah fakultas jurusan PAI berubah statusnya disamakan dari departemen agama RI demikian juga fakultas Ushuludin dan fakultas syari’ah berubah menjadi terdaftar dan diakui, pada tahun 1997 didirikan sekolah tinggi teknologi cipasung (STTC) dengan jurusan teknik dan manajemen industri serta teknik lingkungan.

0 people have left comments

Commentors on this Post-